Cara Mudah Memilih dan Mengolah Oyong Agar Tidak Pahit dan Lembut

Ada beragam sayur bening sesuai dengan sayur yang dipakai, salah satunya oyong. Menu ini sering dihidangkan sebagai lauk pendamping untuk makan siang maupun makan malam. Untuk rasa, ada gurih, elok, dan kesejukan yang bisa membuatmu ketagihan.


Dari sisi nutrisi, sayuran berwarna hijau ini kaya akan vitamin A, B, dan C yang berfungsi selaku antioksidan. Sayur yang umum dikenal sebagai gambas ini juga tinggi serat, zat besi, dan magnesium. Meski demikian, tidak banyak yang mengolahnya menjadi menu harian. Malah, seringnya olahan gambas sering rampung dengan rasa pahit, tekstur yang masih keras, atau malah hancur.


Tenang, ada beberapa cara untuk menetralisir rasa pahit dan menerima tekstur yang lembut. Cara ini bukan cuma pada proses pengolahannya, melainkan dari pemilihan, mengupas, hingga penyimpanannya. Untuk detilnya, simak penjelasannya berikut ini.


1. Pilih oyong yang muda


Selain gambas, sayuran ini juga diketahui dengan bahasa latin luffa acutangula. Berasal dari Bharat, tumbuhan ini berkembang subur di Asia Tenggara. Berbentuk panjang berbatang lunak dengan bentuk segi lima, kulitnya hijau dan keras, dan berbiji.


Pilih oyong muda yang mampu dilihat dari warna kulitnya yang hijau cerah. Pastikan juga kulitnya higienis tanpa bercak. Adanya bercak memberikan sayur ini tidak lagi muda dan rasanya condong pahit.


2. Cuci bersih sebelum mengupas


Cuci sayur di bawah air mengalir sambil digosok perlahan kulit kasarnya. Selain bisa membersihkan kotoran, cara ini mampu menciptakan permukaannya lebih mulus dan meminimalisir rasa pahit. Lakukan langkah ini sebelum mengupas kulitnya. Tujuannya ialah untuk mempertahankan getah pada daging gambas yang bermanfaat untuk kesehatan.


iii. Kupas bagian kulit keras


Oyong diletakkan di atas talenan untuk diolah lebih jauh.
Kupas kulit keras di bab menonjol dengan pisau sebelum mengolah masakan oyong. (Foto: Shutterstock)

Setelah bersih, potong jadi beberapa bab dengan teknik memangkas sayuran yang tepat dengan teksturnya. Perhatikan ketebalan penggalan supaya tidak hancur saat diolah. Tebal ane cm cukup untuk mempertahankan tekstur daging gambas dikala diolah.


Setelahnya, kupas bagian kulit yang menonjol dan garang. Untuk memudahkanmu mengupasnya, gunakan pisau yang sempurna untuk mengupas sayuran. Jika masih muda, kamu bisa menggunakan bijinya yang terasa bagus dan lunak dikala dimasak. Pastikan secepatnya memasak gambas yang telah dikupas supaya tidak hancur teksturnya karena telah layu.


4. Masukkan di simpulan


Meski berkulit keras, daging gambas bertekstur lunak. Tidak heran jikalau sayur ini cepat lembut saat diolah. Alih-alih hancur mirip bubur, masukkan gambas di final proses memasak sebelum kau mematikan kompor. Tujuannya agar daging lembut tepat namun tidak hancur.


five. Simpan di suhu ruang


Sayuran ini mempunyai kulit yang keras sehingga menjadikannya bertahan usang. Tidak perlu menyimpannya di wadah khusus di kulkas. Kamu mampu menyimpannya di kawasan yang teduh tapi tidak lembap. Bisa bertahan hingga seminggu dalam suhu ruangan selama tidak ada bagiannya yang terbuka. Minusnya, gambas akan lebih keras dan keriput.


Sepiring oyong yang ditumis bersama udang tersaji di atas meja.
Memasak oyong bisa cuma semudah menciptakan card tumisan di rumah. (Foto: Shutterstock)

Untuk dijadikan card harian, gambas bisa dipadupadankan dengan banyak sekali sayuran yang lain mirip jamur, wortel, dan tomat. Sedangkan proteinnya bisa kau kawinkan dengan bakso ikan, udang, ayam, sampai tahu. Ini teladan carte du jour yang bisa kamu coba di rumah, ialah sup bakso ikan atau sup tahu.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel