Mengenal Sourdough, Jenis Roti yang Digadang-gadang Paling Sehat

Bagi penyuka roti mungkin sudah tak gila lagi dengan roti jenis sourdough. Roti berupa lingkaran gempal ini terbilang klasik, sebab sudah dibuat sejak sekitar 4000 tahun yang lalu. Tekstur luarnya keras, sedangkan bab dalamnya chewy. Di Republic of Indonesia sendiri, sourdough tidak dijual di setiap toko roti. Hanya usaha artisan tertentu yang menghidangkan roti klasik ini.


Banyak hal mempesona dari roti yang satu ini. Tak hanya alasannya jenis roti ini disebut-sebut sebagai roti tertua, tetapi juga sebab nutrisinya yang lebih sehat dibandingkan roti lainnya. Yuk, kita ulas lebih dalam!


Asal mula sourdough


Sourdough merupakan roti yang yang dibuat dari fermentasi alami. Meski terkenal di Eropa, sourdough pertama kali dibuat di Mesir. Konon katanya, roti ini ditemukan secara tidak sengaja sebab ada warga yang meninggalkan campuran tepung gandum beberapa hari. Setelah dilihat lagi, ternyata adonannya mengembang dengan sendirinya. Adonan tersebut mengembang alasannya adalah “ragi liar”yang didapat dari udara selama proses penyimpanan. Proses ini kita pahami kini selaku fermentasi.


Adonan yang dibiarkan mengembang tersebut rupanya punya cita rasa yang lebih lezat sesudah dipanggang. Aromanya pun lebih harum. Sejak dikala itu, proses fermentasi alami menjadi satu-satunya cara menciptakan roti. Hingga kesudahannya di kurun ke-xix, ditemukan ragi instan yang mampu mempercepat proses pembuatan adonan hingga mengembang. Dengan begitu, roti bisa dibentuk lebih banyak, cepat, dan beraneka ragam sampai sekarang. Jika sourdough membutuhkan waktu pembuatan sampai tujuh hari, roti dengan ragi instan hanya perlu beberapa jam saja.


Proses pembuatan sourdough


Mengapa prosesnya pembuatannya mengkonsumsi waktu berhari-hari? Ini dikarenakan kita harus membentuk ragi alami atau yeast civilization selama setidaknya empat sampai tujuh hari. Bahan-materi untuk membuat ragi alami ini sebetulnya sederhana, yaitu air, tepung, dan garam. Ada pula yang menambahkan madu atau kulit gandum.


Sourdough starter atau ragi alami dalam jar kaca.
Pembuatan ragi alami membutuhkan waktu beberapa hari. (Foto: Shutterstock)

Bahan-bahan tersebut lalu dicampur, lalu disimpan dalam wadah tertutup. Setelah dua hari, kita berikan “pakan” pada adonan asam tersebut dengan campuran materi yang sama sampai terus mengembang. Adonan ragi tersebut mesti terus ditambah secara reguler dalam dua hari sekali agar mengembang sempurna. Di hari ketiga, kita akan melihat gelembung yang bermakna gabungan telah diaktifkan oleh ragi liar yang melaksanakan kontak pribadi dari udara.


Yeast civilisation atau secourdough starter siap dimasak di hari ke-four atau ke-7. Kamu juga bisa menyimpannya di kulkas terlebih dulu kalau ingin mengolahnya di kemudian hari. Baru setelah itu, kita campur ragi alami tersebut dengan gabungan roti seperti gula, garam, atau susu. Kita uleni, kemudian simpan di wadah tertutup selama kurang lebih xc menit, gres deh dipanggang.


Prosesnya mungkin terkesan ribet, tetapi banyak yang jatuh cinta dengan rasanya. Rasanya sedikit lebih asam, namun teksturnya bab dalam lembut, lebih beraroma, dan berkarakter dibandingkan roti pada umumnya.


Benarkah sourdough lebih sehat?


Beberapa potong sourdough dengan topping berwarna warni di atasnya.
Kita bisa memilih aneka topping untuk menciptakan roti klasik ini lebih lezat. (Foto: Shutterstock)

Ragi instan memiliki materi kimia aktif yang menciptakan adonan mengembang, sementara sourdough menggunakan ragi alami yang merupakan hasil fermentasi kuman baik. Kandungan kuman baik inilah yang tidak dimiliki oleh roti biasa, sehingga jenis ini dapat dicerna dengan lebih mudah oleh tubuh.


Proses fermentasi alami pada sourdough juga menghilangkan pati di dalam tepung, hingga dia memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibanding roti yang menggunakan ragi instan. Dengan begitu, sourdough lebih kondusif untuk gula darah. Roti jadul ini juga mengandung lebih sedikit gluten dibanding roti biasa. Namun, tidak sepenuhnya gluten-free, ya. Dengan demikian, roti ini mampu jadi opsi untukmu yang ingin mengurangi konsumsi gluten harian.


Popularitas yang tengah melambung tinggi


Dengan segudang faedah tersebut, tak aneh jikalau roti bercita rasa asam ini kembali digemari. Sourdough banyak dijual di toko artisan roti dan di banyak sekali penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Bahkan, resep sourdough pun ikut booming. Banyak orang yang mulai menjajal sendiri membuat sourdough starter atau ragi alami sendiri di rumah.


Seiring berkembangnya tren tersebut, ada banyak kombinasi resep dan materi yang disertakan. Ada yang menyertakan mentega, gula, susu, sehingga tak semua sourdough mampu disantap oleh vegan. Begitu pun dengan penyajiannya. Ada yang menambahkan topping keju, mentega, atau bahkan cokelat ke atas penggalan roti.


Tertarik untuk membuatnya sendiri di rumah? Selamat mencoba!


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel